BookingToGo – Hallo, BTG Travellers! Bulan Oktober itu ada perayaan Halloween, jadi kami ingin memberikan kamu scary stories, Booo! Kamu tau tidak BTG Travellers? Kalau di Bali itu ada desa dimana pemakaman orang meninggal tidak dikubur dalam tanah melainkan ditaruh di atas tanah sampai membusuk. Kalau di kelas sains saat sekolah, kamu pasti pernah melihat patung tengkorak, kan? Nah, kalau kamu ke desa ini, kamu akan melihat tengkorak manusia asliiiiii, BOOOO! Gimana sudah mulai takut? Mungkin sudah mulai merinding? Seriusan ada loh, nama desa yang kita bahas ini adalah Desa Trunyan di Bali.
Pasti beberapa dari kita merasa aneh, masa orang meninggal ditaruh begitu saja diatas tanah? Biasa antara di kremasi, atau paling di masukkan dalam peti lalu dikubur, ini ditaruh begitu saja? Ya, namanya juga sudah tradisi turun temurun dari orang asli Trunyan Bali, kita sebagai rakyat negara multikutural, hormati saja perbedaan kebudayaan di Indonesia.
Pasti sudah mulai penasaran kan, dimanakah desa trunyan berada? cara ke desa trunyan bagaimana? terus ada juga loh informasi menarik tentang pemakaman di Trunyan, Bali. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang desa Trunyan di Bali secara lengkap! Baca sampai habis, berikut adalah ulasannya:
Table of Contents
Dimana Letak Desa Trunyan?
Desa Trunyan terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Desanya terletak di tepi danau Batur. Kalau untuk menuju ke kuburan Trunyan, kamu bisa mendatanginya dengan jalur darat maupun naik perahu. Tetapi, untuk jalur darat tidak direkomendasikan karena jalannya cukup terjal, sehingga cukup beresiko. Biasanya turis yang ingin mengunjungi kuburan trunyan pakai jalur kapal sih. Selain lebih aman, juga lebih asyik karena kamu sekalian bisa menikmati pemandangan dan suasana naik perahu di danau batur. Kurang lebih perjalanan dari desa trunyan ke kuburan trunyan lewat jalur kapal sekitar 15 – 30 menit perjalanan.
Baca Juga: Tempat Wisata di Bali Yang Wajib Dikunjungi dan Harganya.
Biaya Sewa Perahu ke Kuburan Trunyan
Berapa biaya sewa perahu ke Kuburan Trunyan? Tergantung jenis perahu yang kamu sewa. Jika kamu sewa perahu biasa, biayanya 850.000 rupiah, dan jika kamu sewa perahu motor biayanya 1.000.000 rupiah.
Keunikan Desa Trunyan di Bali
Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, keunikan desa Trunyan yang paling menyolok adalah tradisi pemakaman dimana jenazah tubuh manusia diletakkan begitu saja diatas tanah tanpa dikubur maupun di kremasi. Tetapi, tidak hanya itu saja yang menjadi keunikannya desa trunyan. Ada banyak hal yang menarik untuk kamu ketahui, yaitu sebagai berikut:
-
Asal Usul Desa Trunyan Bali
Kamu penasaran bukan? Kenapa mayat manusia yang hanya ditaruh begitu saja diatas tanah sampai membusuk tapi tidak menimbulkan bau di kuburan Trunyan? Ini karena di desa Trunyan ada pohon yang bernama Taru Menyan. Pohon Taru Menyan itu juga merupakan asal usul dari terbentuknya nama Desa Trunyan itu sendiri. Taru yang artinya pohon, dan Menyan yang artinya wangi. Jadi, jika digabung Taru Menyan artinya pohon yang wangi. Pohon Taru Menyan ini merupakan pohon sakral yang hanya bisa kamu lihat di Desa Trunyan, dan merupakan rahasia kenapa bau busuk dari mayat tidak tercium di kuburan Trunyan. Ya, karena pohon itulah yang menghilangkan bau busuknya.
-
Mempunyai 3 Jenis Kuburan
Di desa Trunyan ini mempunyai 3 jenis kuburan, yaitu: Seme Wayah, Seme Bantas, dan Seme Nguda. Seme Wayah adalah tempat kuburan untuk mereka yang meninggal secara wajar dan sudah berkeluarga. Seme Bantas adalah tempat kuburan untuk mereka yang meninggal secara tidak wajar, cacat, kecelakaan, maupun bunuh diri. Dan yang terakhir, Seme Nguda untuk mereka yang masih bayi, atau untuk orang yang belum menikah. Yang biasa dikunjungi wisatawan adalah Seme Wayah, yang ada pohon Taru Menyan, dan deretan kepala tengkorak manusia. Untuk informasi, di kuburan Seme Wayah itu hanya untuk 11 jenazah saja, tidak boleh lebih. Dan kalau misalnya lebih dari 11, jenazah yang paling lama diantara 11 itu dipindahkan.
-
Tradisi Pemakaman Desa Trunyan
Sekarang kamu sudah tau bahwa ada 3 tempat kuburan di desa Trunyan. Cara pemakaman di desa Trunyan berbeda di tiap jenisnya. Khusus untuk Seme Bantas dan Seme Nguda, pemakamannya dengan cara dikubur tanah. Sedangkan yang untuk Seme Wayah, hanya ditaruh begitu saja diatas tanah dan ditutupi anyaman sangkar bambu. Jika kamu melihat sekitar, ada lihat baju, handuk, sendal, dan lain sebagainya, orang Trunyan menyebutnya sebagai bekal. Jadi kalau misalnya orang semasa hidupnya suka melukis, lukisannya dibawa untuk jadi bekal. Ada juga diberikan sesajen seperti layaknya masyarakat Bali pada umumnya.
-
Wanita Tidak Boleh Ikut ke Kuburan
Jadi menurut tradisi masyarakat Trunyan, saat upacara pengantaran mayat ke kuburan Trunyan, wanita tidak boleh ikut ke lokasi kuburan. Hanya laki-laki saja yang mengantar mayatnya. Karena menurut kepercayaan orang asli Trunyan, jika wanita ikut ke kuburan, akan terjadi bencana di sekitar keluarga.
Baca Juga: Pura Ulun Danu Bratan Bali – Harga Tiket Masuk, Daya Tarik, & Jam Buka
Himbauan Kepada Wisatawan
Jadi saat kamu ke kuburan Trunyan, ada papan himbauan untuk wisatawan yang berkunjung. Himbauannya adalah kamu DILARANG untuk:
- Memegang Tengkorak
- Berkata Kotor
- Mengambil Barang-Barang Apapun Di Sekitar Kuburan Suci
- Melakukan Hal-Hal yang Tidak Sopan
- Masuk Bagi Wanita yang Sedang Menstruasi
- Membuang Sampah Sembarangan
Bali memang mempunyai banyak wisata yang bisa kamu kunjungi. Yang seram saja ada, seperti Desa Trunyan di Bali. Saat kamu berkunjung ke kuburan Trunyan, pastikan kamu mematuhi himbauan yang terpajang disana ya. Kita harus menjadi wisatawan yang menghormati adat dan kebudayaan setempat.
Kami rasa itulah informasi yang bisa kami sampaikan tentang Desa Trunyan di Bali. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca setia blog.bookingtogo.com. Jangan lupa untuk bagikan artikel ini dan beri rating ya. Semua feedback dari kamu bisa jadi bahan evaluasi untuk kami dalam memberikan artikel yang berkualitas. Ikuti terus artikel kami selanjutnya, Thank You!